Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok social.
Dengan adanya kelompok social ini, maka terbentuklah suatu lapisan masyarakat yang berstara.
Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa :
1. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya ;
2. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya) perubahan besa masyarakat.
Pitirim A.Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut :”Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tesusun secara bertingkat (hierarchis)”.
Pertarungan merebut posisi tua teno (tua adat yang khusus mengurus pembagian tanah) di Kampung Lendo, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur menuai masalah.
Ada kelompok yang ingin merebut status tua teno. Yang lain tidak setuju karena status warisan itu telah diatur secara turun temurun dari generasi sebelumnya. Akibatnya, warga yang tidak aman memilih mengungsi menyelamatkan diri ke Borong, Ibu kota Manggarai Timur.
Ada banyak pesan yang dapat kita petik dari kejadian ini banyak. Tetapi kali ini kita coba lihat satu hal saja, yakni status sosial seseorang dalam masyarakat. Status sosial adalah kedudukan sosial seseorang atau individu dalam kelompok masyarakat. Seseorang dapat memiliki beberapa status karena ikut serta dalam berbagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat.
Status seseorang akan menentukan derajat, kewajiban, dan tanggung jawab dalam kelompoknya. Ilmu sosiologi membedakan status sosial dalam masyarakat ke dalam beberapa jenis. Pertama, ascribed status. Ascribed status merupakan status yang diberikan atau diperoleh secara otomatis tanpa harus diperjuangkan terlebih dahulu. Ia bersifat tertutup dan given. Diperoleh dengan sendirinya. Contohnya status sebagai turunan bangsawan.
Kedua, achieved status atau status yang diperjuangkan. Status jenis ini merupakan status yang sengaja diusahakan oleh seseorang. Kedudukan ini bersifat terbuka dan tidak didasarkan atas dasar kelahiran, dan sangat tergantung dari kemampuan individu untuk meraih kedudukan tersebut. Karena mesti diperjuangkan, maka status ini lebih dekat kepada prestasi. Contohnya dokter, insinyur pertanian, hakim, kepala desa.
Meskipun sudah mulai berkurang maknanya, dalam masyarakat tertentu status sosial itu masih menjadi simbol eksistensi seseorang dalam masyarakat. Simbol status itu terekspresi dalam cara berpakaian, cara bergaul, ukuran dan model rumah beserta perabot di dalamnya. Makin besar, makin mewah dan makin banyak perabot rumah seseorang makin besar status sosialnya dalam masyarakat. Meskipun penghuninya cuma tiga orang.
Status sosial seseorang selanjutnya akan menentukan peran sosialnya dalam masyarakat. Jika status sosial seseorang tinggi, maka akan semakin tinggi pula peran sosialnya. Peran sosial dianggap sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam masyarakat berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Peran sosial dapat dibedakan atas peran bawaan dan peran pilihan. Peran bawaan adalah peran yang didapatkan secara otomatis, bukan karena usaha atau prestasi seseorang. Contohnya peran sebagai orangtua, peran sebagai bapak atau ibu, peran sebagai anak, dan sebagainya.
Sebaliknya peran pilihan adalah peran dari seseorang yang diperoleh melalui suatu usaha, sehingga setiap orang bebas menentukan perannya sendiri sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya peran sebagai dokter, guru, tentara, atau petani. Peran pilihan ini harus disesuaikan dengan kemampuan, bakat, dan keterampilan yang dimilikinya.
Dalam konteks seperti inilah kita bisa memahami apa yang sesungguhnya terjadi di Kampung Lendo, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur. Dari alur dan logika konfliknya, agaknya yang terjadi adalah perebutan status dan selanjutnya pertarungan peran di antara para pihak yang bertikai. Agustinus Adil dan kawan-kawan ingin merebut posisi tua teno. Padahal posisi tua teno telah diwariskan secara turun temurun oleh pihak lain.
Bagi masyarakat di daerah lain, tua teno barangkali tidak ada maknanya. Tetapi bagi masyarakat Manggarai umumnya, tua teno merupakan kebanggaan karena memberikan status sosial yang tinggi kepada seseorang. Status sosial itu merupakan simbol pengakuan dan penghargaan atas seseorang. Penghargaan terhadapnya sangat ditentukan oleh status sosialnya itu.
SOLUSI :
Dalam masyarakat tradisional yang masih suka dengan penghormatan dan penghargaan status sosial menjadi begitu penting dan bermakna. Orang bisa saling membunuh karena perebutan status sosial dan selanjutnya peran sosial itu.
ita mengharapkan konflik di Kampung Lendo ini bisa diselesaikan dengan baik oleh pemerintah. Tetapi satu pelajaran penting telah kita petik dari kasus ini, yakni betapa masih bermaknanya status dan peran sosial dalam masyarakat kita.
Sumber : http://www.pos-kupang.com/read/artikel/53680/betapa-bermaknanya-status-sosial
Komentar
Posting Komentar